Thursday 26 January 2023

 

DAMPAK COVID19 PADA KESEHATAN MENTAL

DAN HUBUNGAN KELUARGA

 


 

 

 

 

 


 


Dhiya Fissilmie

20220701058

 

Fakultas Psikologi

 2022

 

 


 

1. PENDAHULUAN

Corona Virus Disease 2019 atau biasa disingkat COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Orang dengan gejala COVID-19 biasanya mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Covid-19 pertama kali ditemukan pada manusia di Wuhan China, Desember 2019 (Kemkes RI, 2023). Covid-19 sendiri baru masuk ke Indonesia satu tahun kemudian, tepatnya pada Senin 2 Maret 2020. Nama Indonesia masuk dalam daftar negara terjangkit virus corona setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan virus corona Wuhan telah menginfeksi dua warga negara Indonesia, tepatnya di Kota Depok, Jawa Barat (Fadli, 2021).

Dalam penanganan pandemi, Pemerintah melindungi kesehatan masyarakat dengan membatasi mobilitas, kampanye 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), dan vaksinasi. Program vaksinasi sendiri bertujuan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dengan membentuk kekebalan komunal (herd immunity) yang kemudian bertransformasi menjadi perlindungan kelompok (herd protection) (Kemenko Perekonomian RI, 2023).

Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan banyak dampak positif dalam mengurangi penyebaran covid, terbukti dari jumlah kasus aktif per 27 September 2021 sebanyak 40.270 kasus, atau mengalami penurunan sebesar 93% dari data puncak kasus aktif per 24 Juli 2021 yang sebanyak 574.135 kasus (Moegiarso, 2021). Namun di sisi lain, kebijakan yang ada memberikan dampak negatif secara ekonomi kepada keluarga. Salah satu dampaknya adalah berkurangnya kesempatan kerja di masa pandemi. Banyak orang tua yang lebih memilih anaknya berhenti sekolah dan memilih mempekerjakan anak untuk membantu ekonomi keluarga akibat krisis ekonomi yang terjadi. Menurut Rozali et al. (2021), pandemi Covid-19 secara keseluruhan memaksa banyak orang, dari hampir semua lapisan masyarakat, mengadopsi kebiasaan baru. Kebiasaan baru tersebut meliputi pola interaksi baru seperti social distancing, pembatasan tatap wajah, dan memindahkan mayoritas kegiatan menjadi daring.

Selain dampak ekonomi, kondisi dan kebijakan pemerintah selama periode Covid-19 memberikan risiko non-ekonomi. Mereka yang menderita Covid dan harus menjalani isolasi selama lockdown, misalnya, menghadapi risiko penurunan kesehatan mental. Tak hanya itu, banyak juga orangtua yang tidak dapat melihat peran sekolah dalam proses belajar mengajar jika proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka. Akibatnya, terjadi penurunan capaian belajar anak, kekerasan pada anak dan risiko eksternal lainnya (‘3 Potensi’ 2021).  (‘3 Potensi’ 2021). Meski pandemi secara tidak langsung memberikan kesempatan bagi orang tua untuk lebih mengenal anaknya, menyesuaikan diri satu sama lain, dan memecahkan masalah bersama, menghabiskan waktu 24 jam di rumah setiap hari juga rentan menimbulkan berbagai gesekan dan konflik di dalam keluarga (‘Dampak Positif’, 2020).

Mengingat kemungkinan dampak non-ekonomi dari kondisi dan kebijakan selama Covid-19 pada paparan di atas, makalah ini mencoba menelaah lebih jauh mengenai dampak Covid-19 tersebut pada kesehatan mental dan hubungan keluarga.

 

2. KAJIAN PUSTAKA

Kesehatan mental dapat didefinisikan sebagai keadaan kesejahteraan mental yang memungkinkan orang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dengan baik, bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitas (WHO, 2022a). Kesehatan mental yang baik dapat ditandai dengan jiwa seseorang yang tenang dan damai, yang memungkinkan seseorang untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, ketika kesehatan mental seseorang terganggu, maka ia akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, dan kesulitan mengendalikan emosi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan perilaku buruk (Kemkes RI, 2018).

Faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan mental meliputi faktor biologis, seperti keterampilan emosional serta genetika dan psikologis individu. Selain itu, gangguan kesehatan mental juga dapat dipengaruhi perubahan struktur dan/atau fungsi otak (WHO, 2022b). Faktor biologis sendiri meliputi gangguan pada fungsi sel saraf di otak, infeksi, kelainan bawaan atau cedera pada otak, kerusakan otak, kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan, riwayat gangguan mental pada orang tua atau keluarga, penyalahgunaan NAPZA, seperti heroin dan kokain, dalam jangka panjang dan kekurangan nutrisi. Sedangkan faktor psikologis meliputi peristiwa traumatik,  kehilangan, perceraian, perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian (Pittara, 2022).  Tidak hanya faktor psikologis yang telah disebutkan di atas, WHO (2022c) juga menyatakan bahwa berada pada situasi pandemi Covid-19 bisa menjadi faktor pemicu stres yang kemudian membuat seseorang lebih rentan mengalami gangguan mental.

Masalah kesehatan mental sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu stres (stress), gangguan kecemasan (anxiety), dan depresi (depression). Ciri-ciri individu yang mengami stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, mudah tersinggung, konsentrasi terganggu, dan berkurangnya motivasi. Berbeda dengan stres yang memiliki banyak ciri, gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis yang dapat dicirikan ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara terus menerus dan sulit dikendalikan. Sementara itu, depresi dapat dicirikan dengan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya merasa sedih berkepanjangan (Kemkes RI, 2018).

Semua golongan umur memiliki potensi terkena gangguan kesehatan mental. Namun patut dicermati bahwa periode perkembangan adalah yang paling sensitif mengalami penurunan kesehatan mental, terutama masa kanak-kanak. Pola asuh yang kasar dan hukuman fisik diketahui merusak kesehatan anak-anak dan intimidasi merupakan faktor risiko utama untuk menurunnya kondisi kesehatan mental (WHO, 2022b).

 

3. PEMBAHASAN

Covid-19 dan seluruh kebijakannya yang terkait telah banyak berdampak kepada pola interaksi dan kesehatan keluarga. Salah satunya adalah bombardir berita tentang Covid19, yang menjadi sumber stress dan menjadi pemicu ketidakberfungsian kesehatan mental keluarga seperti yang dipaparkan oleh Anwar (2020) (dalam Rozali et al., 2021).

Kristiyani & Khatimah, (2020) menyatakan bahwa telah terjadi perubahan pada beberapa aspek yang memaksa individu dan keluarga tempat individu tinggal untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini. Pandemi global yang terjadi saat ini menimpa sebagian besar keluarga, baik kelas bawah, menengah, maupun atas. Keluarga juga dituntut untuk mampu mengatasi setiap masalah dan tantangan, seperti kondisi keuangan yang menurun, kesehatan yang dapat membuat keluarga merasa cemas, khawatir, stres, dan lain sebagainya. 

Menurut Rozali et al. (2022), perubahan kebiasaan di masa pandami telah berdampak pada kesiapan diri siswa dan psikologis siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan diri siswa dalam menghadapi new normal, salah satu faktor terpenting adalah faktor psikologis siswa. Faktor psikologi tersebut meliputi faktor internal dan eksternal. Contoh faktor psikologis internal adalah kemampuan siswa dalam mengontrol hasrat belajar dan diterminasi diri sedangkan faktor psikologis eksternal adalah keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Rozali et al. (2022) membuktikan bahwa keberfungsian keluarga berpengaruh terhadap kesiapan belajar siswa di masa pandemi Covid-19. Lingkungan terdekat siswa, keluarga memiliki peranan dan fungsi yang besar dalam perkembangan anak secara optimal. Selain itu mengikuti aktivitas belajar kesiapan belajar siswa menjadi penting karena siswa yang memilki kesiapan belajar akan cenderung memiliki prestasi yang baik. Karena siswa yang memiliki kesiapan akan lebih siap mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar. Siswa tersebut juga akan lebih bersedia mengikuti peraturan, menjalankan tuntutan tugas yang diberikan guru maupun pihak sekolah. Berbeda dengan siswa yang tidak memiliki kesiapan belajar yang baik, siswa dapat mengalami kesulitan dan hambatan dalam mengikuti proses belajar dan kesulitan mencapai target.

Selain itu, Kristiani et al. (2022) juga memaparkan di masa pandemi Covid-19 ini membuat kegiatan belajar siswa beralih menjadi kegiatan pembelajaran secara daring yang menuntut para orang tua untuk terus mendampingi, mengasuh, dan mendidik anaknya di rumah. Sholikah & Hanifah (2021) dan Kristiani et al. (2022) juga menegaskan mengenai pentingnya peran orang tua dalam membantu anak. Peran orang tua yang harus dijalankan tersebut terbagi menjadi lima, yaitu sebagai fasilitator, pendamping, pembimbing, motivator dan direktur. Kelima peran tersebut ketika dijalankan orang tua dengan baik dapat mendorong keefektifan pembelajaran dirumah. Tetapi karena di sisi lain orang tua juga memilki kesibukan sendiri seperti bekerja dan lainnya, maka dari itu orang tua dituntut untuk menjadi orang tua yang cerdas dan kreatif. Karena pola pengasuhan orang tua yang kreatif membuat anak tetap bisa terlibat dalam pembelajaran jarak jauh dengan nyaman serta memberikan ruang agar anak dapat mengekspresikan emosi dan melepaskan beban mereka. Selain itu, Choi et al. (2020) menemukan bahwa orang tua yang menerapkan pendidikan kreatif, seperti melibatkan unsur seni dan budaya menunjukan dapat membantu perkembangan pendidikan anaknya menjadi lebih berkembang secara optimal (dalam Kristiani et al., 2022) Karena itu pengalaman kreatif penting untuk perkembangan psikososial dan kesejahteraan anak-anak  (psychological well being).



DAFTAR PUSAKA

 

Dampak Positif-Negatif Pandemi pada Hubungan Keluarga. (2020). https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200514141751-284-503363/dampak-positif-negatif-pandemi-pada-hubungan-keluarga. Retrieved:

3 Potensi Dampak Sosial Negatif Pandemi COVID-19 Bagi Peserta Didik yang Harus Diwaspadai. (2021). https://ditsmp.kemdikbud.go.id/3-potensi-dampak-sosial-negatif-pandemi-covid-19-bagi-peserta-didik-yang-harus-diwaspadai/

Fadli, R. (2021). Begini Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk Indonesia. https://www.halodoc.com/artikel/begini-kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-indonesia%5C

Kemenko Perekonomian RI. (2023). Berisikan Lini Masa Kebijakan dan Dinamika Penanganan Pandemi, Pemerintah Luncurkan Buku Vaksinasi Covid-19. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4437/berisikan-lini-masa-kebijakan-dan-dinamika-penanganan-pandemi-pemerintah-luncurkan-buku-vaksinasi-covid-19#:~:text=Dalam penanganan pandemi%2C Pemerintah melakukan,menjaga jarak)%2C dan vaksinasi

Kemkes RI. (2018). Pengertian Kesehatan Mental. https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental

Kemkes RI. (2023). Apa Saja Gejala Covid19. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/qna-pertanyaan-dan-jawaban-terkait-covid-19

Kristiani, R., Lunanta, L. P., Kiswanto, G. S., & Ardani, A. (2022). Psikoedukasi: Menjadi ORangtua Yang Cerdas dan Kreatif Di Masa Pandemi. 5(1). file:///C:/Users/dhiya/Downloads/1199-2879-1-SM (1).pdf

Kristiyani, V., & Khatimah, K. (2020). Pengetahuan Tentang Membangun Resiliensi Keluarga Ketika Menghadapi Pandemi Covid-19. Pengetahuan Tentang Membangun Resiliensi Keluarga Ketika Menghadapi Pandemi Covid-19 Jurnal Abdimas, 6(4), 232.

Pittara. (2022, April 20). Gangguan Mental. https://www.alodokter.com/kesehatan-mental

Rozali, Y. A., Sitasari, N. W., & Lenggogeni, A. (2021). Meningkatkan Kesehatan Mental Di Masa Pandemic. Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas, 7(2). https://doi.org/10.47007/abd.v7i2.3958

Rozali, Y. A., Sitasari, N. W., & Safitri, M. (2022). Pentingnya Keberfungsian Keluarga Dalam Membentuk Kesiapan Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19. 32–38. file:///C:/Users/dhiya/Downloads/215-620-2-PB.pdf

WHO. (2022a). Mental Health and COVID-19: Early evidence of the pandemic’s impact. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-Sci_Brief-Mental_health-2022.1

WHO. (2022b). Mental health: strengthening our response. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response

WHO. (2022c, June 8). Mental disorders. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

Sunday 14 June 2020

APRESIASI PUISI

Karawang - Bekasi
Oleh Chairil Anwar 

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami 

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi 


Rawagede, Desember 1947. Saat itu Belanda melalukan agresi militer dan memiliki keinginan menjajah indonesia lagi. Agresi militer ini bertujuan untuk kembali merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak.

Salah satu daerah sasaran dalam aksi itu adalah Bekasi-Karawang karena saat itu sepanjang Bekasi hingga Karawang merupakan jalur logistik perkeretaapian. Daerah itu pun merupakan wilayah subur pertanian sehingga untuk mengamankan pasokan bahan pokok tentara, Belanda ingin menguasai dua daerah tersebut.

Namun pasukan TNI Divisi Siliwangi yang dipimpin Kapten Lukas Kustario pun melakukan perlawanan dengan menyerang pos-pos militer belanda. Dengan titelnya pada saat itu 'Bandit van Karawang', Lukas saat itu jadi target no 1 paling di cari oleh pasukan belanda.

Saat akan menyerang pos besar belanda yang berada di Cililitan, Lukas menggunakan Desa Rawagede, karawang sebagai tempat pemusaatan kekuatan pasukan. Namun gerakan itu terbaca oleh intelijen belanda.

Senin malam, tanggal 8 desember 1947 pasukan belanda akhirnya mengepung kampung Rawagede dan membunuh siapa pun yang keluar kampung itu.

Keesokan paginya, pasukan Belanda masuk ke kampung tersebut. Namun, Kapten Lukas rupanya sudah tak ada di tempat. Bersama pasukannya. 

Karena dongkol tak mendapat buruan, akhirnya pimpinan belanda memerintahkan penangkapan seluruh warga desa. Empat ribu warga desa terkumpul pagi itu. Mereka dipaksa bicara soal keberadaan Kapten Lukas. Semuanya tutup mulut, tak satu pun bersuara.

Selasa, 9 Desember 1957,  diperintahkan tembak mati seluruh laki-laki kampung tersebut.

Pristiwa diatas adalah inspirasi untuk puisi "Karawang-Bekasi" ciptaan Chairil Anwar. Mereka, orang tua, anak-anak muda menutup mulut, rela mati di bantai pasukan belanda demi kemerdekaan dan menjaga pimipinan negeri.

Mereka mati, tanpa pernah lagi bisa melawan. Mereka mati tanpa pernah tau, apakah kemerdekaan akan tercapai atau tidak. Mereka tidak tau, apakah dirinya akan tinggal menjadi tulang-belulang diliputi debu, atau sebuah pengorbanan yang sepadan untuk kemerdekaan. 

Nada puisi ini seakan sedih, putus asa, dan seperti bingung mempertanyakan "kami ini apa?"

Pemilihan diksinya juga banyak yang menarik seperti:

"Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi"
Di sini para pahlawan yang di makamkan sepanjang jarak bekasi-karawang seakan mengatakan pada kita bahwa mereka sudah tidak dapat berteriak dan berjuang lagi. 

"Kenang, kenanglah kami" adalah sebagian ungkapan yang dituliskan oleh Chairil Anwar sebagai bentuk harapan mereka hanya ingin keberadaan mereka tidak dilupakan begitu saja sebab bagi mereka negeri ini adalah jiwanya.

Melalui puisini Chairil ingin pembacanya melanjutkan semangat perjuangan pahlawan yang telah gugur. Walau mereka mati muda tanpa perlawanan tapi jasa mereka sangat besar dalam kemerdekaan.

Puisi Chairil Anwar ini merupakan satu cara untuk mengingatkan kita terhadap segala jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan kemerdekaan.

Menurutku puisi ini adalah salah satu puisi sosial yang terbaik. Semua terasa mantap, mulai dari cara Chairil mengambil sudut pandang hingga bagaimana penyampaian dan pemilihan katanya. Puisi ini juga mudah di mengerti tapi jauh dari kata tawar.


Tuesday 9 June 2020

#Tugasmenulis

Hujan Bulan Juni
Oleh Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik 
rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak 
terucapkan
diserap akar pohon bunga itu



Puisi ini bertema tentang sebuah fenoma alam yaitu hujan di bulan juni. 

Di sini Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang hujan bulan juni yang sedang rindu pada pohon bunga. Seakan hujan bulan juni adalah seseorang yang sedang rindu pada seseorang lainnya yang digambarkan sebagai pohon bunga.

Hujan bulan juni di gambarkan tabah, bijak dan arif. Tabah dalam menahan rindu, bijak dalam bertindak dan arif, jadi hujan bulan juni ini paham dengan kondisi dan situasi yang membuat hujan bulan juni bertindak seperti semestinya.

Yang aku tangkap dia, hujan bulan juni berusaha menyembunyikan rindu dan mencoba menghilangkan keraguan, tapi pada akhirnya memilih untuk menyembunyikan perasaan rindunya terhadap pohon bunga. Walau tidak berhasil terucap pohon bunga ini tetap merasakan manfaat yang di berikan oleh hujan bulan juni.

Puisi ini menurutku bernada orang yang sedang mengikhlaskan, merelakan.

Diksi yang menarik dan memikat di puisi ini menurutku ada di larik terakhir puisi yaitu 

"tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak 
terucapkan
diserap akar pohon bunga itu"

Hujan bulan juni seperti akhirnya berdamai, memberikan manfaat kepada pohon bunga dan membiarkan rindunya tak terucap.

Saat aku membaca puisi ini yang terbayang saat membaca puisi ini adalah hujan menyirami pohon yang sedang kekeringan, lalu pohon itu mulai mekar dan tumbuh bunga.


Monday 30 March 2020

sosiologi

TEORI: 

Menurut pitirim sorokin sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi, agama, keluarga, moral, hukum, ekonomi, gerak masyarakat, dan politik.

Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan
gejala-gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, biologis, dan
sebagainya.

Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Sosiologi sendiri adalah sebuah ilmu pengetahuan. Karena seperti ilmu, sosiologi adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri di mana
objeknya adalah masyarakat. Setiap ilmu memiliki karekteristiknya masing-masing, begitupun Sosiologi. Sosiologi memiliki karekterstiknya sendiri yaitu

-Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi itu mendasarkan diri
pada observasi dan penalaran, bukan atas dasar wahyu atau hasil
spekulasi.

-Sosiologi bersifat teoretis, artinya sosiologi berusaha memberi
ikhtisar (summary) yang menunjukkan hubungan pernyataan atau proporsi-proporsi secara logis.

-Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibangun
atas dasar teori yang sudah ada. Teori-teori baru yang lebih besar
dan luas, pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori-teori
yang sudah ada.

-Sosiologi bukan etika, artinya sosiologi bukan ajaran tentang tata
susila. Para sosiolog tidak membicarakan apakah suatu tingkah
laku sosial itu baik atau buruk. Tugas seorang sosiolog adalah
mengungkap atau menerangkan tindakan sosial sebagai fakta
sosial.

Selain itu, apabila dilihat dari sifat hakikatnya, sosiologi mempu-
nyai beberapa karakteristik. Di mana karakteristik-karakteristik
tersebut mampu menentukan ilmu pengetahuan macam apakah
sosiologi tersebut. Sifat hakikat sosiologi sebagai berikut.

a. Sosiologi merupakan ilmu sosial bukan merupakan ilmu
pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.

b. Sosiologi bersifat kategoris dan bukan normatif, artinya sosiologi
membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya.

c. Sosiologi merupakan ilmu murni dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan terapan.

d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan
ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan
adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi
bukan wujudnya yang konkret.

e. Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum
interaksi.

f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.

g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi
mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi
antarmanusia.

Apabila kita melihat dari segi kemanfaatannya, sosiologi sangat penting dan efektif dalam mencari, menemukan, dan
menjelaskan data serta gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat.
Melalui sosiologi pula, kita dapat mengetahui masalah-masalah yang
timbul dalam masyarakat secara lebih jelas.



PENGETAHUAN INI AKAN TERPAKAI SAAT:

dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengen-
dalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan ber-
masyarakat.


MENGUASAI PENGETAHUAN INI MEMBUAT HIDUP AKAN MENJADI LEBIH BAIK KARENA:

Sosiologi bisa memberikan pengetahuan terhadap pola-pola sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pengetahuan pola interaksi tersebut kita bisa mengenal lebih jelas siapa diri kita dalam konteks h7bungan anatara pribadi, pribadi, pribadi, kelompok ataupun kelompok, kelompok.

Mempelajari sosiologi, kita menjadi lebih peka, kritis serta
rasional menghadapi gejala-gejala sosial yang terjadi.

Sisiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengen-
dalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan ber-
masyarakat.

Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota
masyarakat.



FAKTA MENARIK: 

Pada akhir hidupnya Comte (ahli filsafat prancis) berusaha untuk membangun agama baru
atas dasar filsafat positifnya dengan semboyan: Cinta sebagai prinsip, teratur
sebagai basis, kemajuan sebagai tujuan. Gagasan ini tertuang dalam
bukunya yang berjudul Politique Positive ou Traite de Sociologie, Instituant
la religion de I’humanite.



BIDANG ILMU LAIN YANG TERKAIT:

Politik, hukum, pendidikan, agama, keluarga, kesenian, dan ekonomi

Saturday 28 March 2020

2/8/20

ARTIKEL: https://money.kompas.com/read/2015/05/18/050000626/Mereka.Cari.Jalan.Bukan.Cari.uang


KATA KUNCI:

HALAMAN 1

1. Duduk di depan saya dua perempuan muda.

kalau dilihat dari luar punya kesempatan untuk "cepat kaya"

2. Namun, keduanya memilih bergabung dalam satgas pemberantasan illegal fishing

3. 

4. Anak-anak muda lainnya setengah mati mencari kerja

7. Kursi Anda bisa berpindah ke tangan orang lain

8.  Tersihir oleh kode-kode yang dikirim sejumlah orang tentang jurus-jurus cara cepat menjadi kaya raya

HALAMAN 2

9. orang-orang yang dulu begitu getol mencari uang kini justru tak mendapatkan uang

11. Kejarlah meaning. Jangan kejar karier demi uang. 

12. Meaning itulah yang sedang dikerjakan anak-anak perempuan tadi

13. pemimpin itu lahir dari kegigihannya membangun meaning, bukan mencari kerja biasa.

Mereka bukanlah pengejar uang, melainkan pengejar mimpi-mimpi indah

14. Ada yang benar-benar realistis, datang dengan gagasan untuk membangun meaning

HALAMAN 3

17. Bahagia itu benih untuk meraih keberhasilan

18. musuh utama mereka adalah konsumsi yang melebihi pendapatan

20. Uang itu memang tak punya mata, tetapi mempunyai penciuman. Ia tak bisa dikejar, tetapi datang tiada henti kepada mereka yang meaning-nya kuat

21.  perjalanan membangun meaning

22. branding

23.  Meaning itu dibangun dengan cara yang berbeda


RINGKASAN


HALAMAN 1

DUa perempuan muda yang sebenarnya bisa hidup nyaman tetapi lebih memilih makna. Sedangkan orang lain berbondong-bondong mengejar uang.

Orang-orang yang dulu begitu getol mencari uang kini justru tak mendapatkan uang seiring berjalannya waktu dan usia. Semakin banyak yang mengubungi kawan lamanya sekedar untuk mendapatkan pinjaman, atau hanya bercerita tentang duka yamg dialaminya.

Semua pencari meaning tahu persis kalau musuh utama mereka adalah konsumsi yang melebihi pendapatan.

Tapi sayangnya banyak orang yang tidak tahu kemampuan dirinya, terjebak dan ingin jalan pintas menjadi kaya secara instan, yang berujung ketidak membahagiakan.

Monday 25 March 2019

LDK OASE

JURNAL LDK OASE
15-17 Maret 2019

PERSIAPAN:

Persiapan reguku tahun ini bisa di bilang berjalan lancar, walau kadang aku merasa anggota reguku pasif. Tapi overall akhirnya semuanya berperan dalam persiapan dan semuanya membawa barang sesuai perjanjian.

AKU SEBAGAI PINRU:

Tahun ini aku merasa kemping ini berbeda, karena pemimpin regu di berikan beban lebih, ntah begitu atau mungkin karena reguku kali ini mayoritas lebih banyak anak siaga naik ke penggalang.

Aku adalah anak yang lahir sebagai pemimpin. ya kasarnya begitu sih, aku memang suka sekali menjadi pemimpin sejak kecil, jadi memang menjadi pemimpin regu bukanlah hal yang kubenci melainkan yang kusenangi karena bisa mengatur semuanya.

Menjadi Pinru bukan sesuatu yang mudah, karena harus mengatur segala sesuatunya supaya berjalan dengan baik. Aku berusaha memberikan yang terbaik pada kesempatan kali ini dan alhamdulillah semua berjalan lancar, dan semuanya berperan.

Ini pengalaman pertama kalinya aku menjadi pemimpin regu yang berisikan anak-anak yang cukup jauh umurnya dariku. Ada minus dan plusnya sih. Dan yang berkesan jadi pinru kali ini adalah di malam hari, di mana mereka mulai bercerita berbagai macam hal, mulai dari bagi tugas, kesukaan, cita-cita, hingga masalah "percintaan". Aku sendiri ketawa sendiri melihat mereka curhat ceria dan bercanda ala-ala mereka. Aku berasa jadi papa muda.

PELAJARAN YANG KUDAPAT:

Banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil dari perjalanan kemarin seperti, bagaimana cara memimpin, kerja sama tim dan belajar percaya satu sama lain.

Karena tema kemping kali ini adalah LDK(latihan kepemimpinan dasar) jadi banyak sekali materi kepemimpinan yang di sampai kan. Kali ini kita di bimbing kakak Menwa UI yang luar biasa.

Banyak yang di pelajari di sana seperti tali menali, membuat api, yel-yel dan yang paling menarik adalah memasak, memotong dan membersihkan hewan yang akan kita makan. Kita memasak ayam dan ikan segar.

Jujur waktu materi pertama pada siang hari aku full tidur karena kurang tidur dan aku merasa materi yang di sampaikan sangat membosankan. Berbeda cerita dengan materi malam tentang relawan, materi itu sangat asyik buat di simak seperti bagaimana kisah-kisah kakak Menwa selama menjadi relawan di palu.

TANTANGAN:

Tantangan dan targetku pada kemping kali ini adalah bagaimana cara membuat semua anggota berperan dan bersinar dengan caranya masing-masing, membagi tugas dengan adil dan mengatur semuanya agar berjalan dengan baik. Walau aku tidak merasa sepenuhnya berhasil tapi aku telah mencoba sebaik mungkin.

YANG BERKESAN:

Sekarang adalah saatnya menulis bagian favoritku yaitu momen berkesan selama di sana.

"Dhif aku takut dhif" bisik mereka sambil berpegang erat ke tubuhku, ada yang memegang baju tangan dan pundakku. Momen yang berkesan sekali, yap caraka malam.

Jalan malam yang bertujuan mengirim pesan dari pos pertama ke pos terakhir dengan tantangan di tengah-tengahnya.

Reguku Panda, dan regu Kaysan Beruang adalah regu terakhir yang akan berangkat caraka malam. Aku bercerita pengalaman horror bersama Kaysan dan kakak pembina Menwa yang berada di pos tunggu. Aku sih ketawa-ketawa waktu berbagi cerita karena kadang di selipkan candaan, tetapi hal yang ga aku sadari adalah reguku yang mendengarkan di belakangku.

Ketika giliran reguku datang, reguku berbicara terus terang mereka ketakutan setengah mati mendengar ceritaku dan kakak pembina tadi. Aku cuma membalasnya dengan tawa. Selama perjalanan caraka reguku sangat heboh yang kadang mebuatku tertawa terpingkal-pingkal selama perjalanan. Mereka semua berpegang erat ke tubuhku dan berebutan pengen pegang senter. Ada Ibrahim yang teriak-teriak, Syabil yang sholawatan dan Rakka yang berceramah.

"Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah!"

"Tenang kita ga akan mati kalau kita percaya allah!"

"Allahuakbar!"

Begitulah kira-kira kehebohan reguku saat caraka malam, rasanya malam itu adalah malam terakhir kami. Membayangkannya pun aku masih suka ketawa sendiri.

HAL YANG BELUM BAIK:

Hal yang masih kurang baik di reguku adalah masalah kekompakan, anggota reguku madih suka menyalahkan satu sama lain seperti mengaggap si A beban atau si B itu kerjaanya duduk doang dan lain lain. Adapun hal lain yang kurang baik adalah komunikasi, karena masih suka miskom di beberapa titik seperti waktu persiapan sangat pasif dan kadang oot ketika diskusi. Disaat diskusi serius mereka malah janjian mabar roblox, ada-ada aja mereka memang 😂

HAL YANG SUDAH BAIK:

Hal yang baik adalah semuanya berperan, seperti Ibrahim yang jago sekali memasak nasi, Syabil yang selalu siaga menyiapkan segala sesuatu, Rakka yang memotong bahan-bahan sementara aku yang memasak. Aku suka jiwa gotong royong reguku sudah mulai ada dan gaada yang di left behind selama kemping kemarin.

PERASAAN SETALAH MENGIKUTI LDK OASE:

Perasaanku setelah mengikuti kegiatan LDK Oase tahun ini sangat senang. Bisa bersama teman-teman selama 3 hari penuh adalah kebahagian yang hqq. LDK Oase telah masuk ke salah satu kemping yang tak akan terlupakan karena banyak momen-momen yang seru dan menyebalkannya. Kakak Mennwa di sana juga tak kalah seru, semuanya asik diajak ngobrol jadi aku sangay enjoy 3 hari 2 malam di villa botani.

Wednesday 11 July 2018

BERHENTI HOMESCHOOLING?

Aku menjalani homeschooling sejak 2009. Jadi kurang lebih sudah 9 tahun aku bersekolah di rumah. Aku sempat masuk TK hingga lulus, lalu memutuskan sekolah di rumah atau homeschooling karena ingin mendalami minat. Dua tahun lalu aku mengambil ijazah SD lewat paket A, dan rencananya akan ambil ijazah SMP tahun depan lewat pake B.

Akhir-akhir ini aku mulai ada pikiran untuk kembali bersekolah formal. Alasannya adalah selain kurangnya teman, juga karena aku kurang disiplin belajar di rumah. Alasan lainnya mungkin karena aku ingin bermain di tim basket sekolah juga.

Jujur aku senang jadi homeschooler. Dalam homeschooling, belajar lebih fleksibel, bisa di mana saja dan kapan saja. Tidak seperti anak sekolah yang setiap hari duduk di dalam kelas. Selain itu aku suka homeschooling karena tidak semua pelajaran harus kupelajari seperti di sekolah, jadi aku bisa memilih belajar sesuai minat dan kebutuhan.

Aku melihat enaknya sekolah formal adalah bisa memiliki teman lebih banyak. Karena kebanyakan  anak ada di sekolah. Homeschooler memang banyak jumlahnya, tapi jarak lokasinya berjauhan dan memiliki kegiatan masing-masing.

Selain itu anak sekolah terlihat lebih disiplin karena ada dorongan dari peraturan sekolah. Berbeda dengan homeschooling yang disiplinnya harus dari diri sendiri.

Hal yang kurang berkenan tentang sekolah bagiku adalah aturan full day. Aturan ini sangat menghabiskan waktu yang membuat aku tidak bisa mengeksplor lebih luas tentang minatku sendiri. Selain itu di sekolah harus mempelajari sekitar 13 hingga 16 mata pelajaran. Ini bisa mengakibatkan siswa tidak fokus kepada tujuannya.

Setelah berdiskusi bersama orang tua, kelihatannya pilihan terbaik adalah tetap homeschooling. Pilihan lain adalah masuk ke sekolah olahraga. Karena masuk ke sekolah formal akan cenderung menjauhkan aku dari cita-cita.

Mengenai hambatan yang aku rasakan dalam homeschooling, solusinya adalah berusaha untuk tetap produktif. Aku harus membuat jadwal lebih baik, dan bertekad menaatinya. Kalau perlu aku membuat punishment untuk diri sendiri ketika gagal melakukan hal yang dijadwalkan. Karena kalau tidak demikian, homeschooling bisa membuat kegabutan, kebosanan, hingga masa depan menyuramkan.