Wednesday 11 July 2018

BERHENTI HOMESCHOOLING?

Aku menjalani homeschooling sejak 2009. Jadi kurang lebih sudah 9 tahun aku bersekolah di rumah. Aku sempat masuk TK hingga lulus, lalu memutuskan sekolah di rumah atau homeschooling karena ingin mendalami minat. Dua tahun lalu aku mengambil ijazah SD lewat paket A, dan rencananya akan ambil ijazah SMP tahun depan lewat pake B.

Akhir-akhir ini aku mulai ada pikiran untuk kembali bersekolah formal. Alasannya adalah selain kurangnya teman, juga karena aku kurang disiplin belajar di rumah. Alasan lainnya mungkin karena aku ingin bermain di tim basket sekolah juga.

Jujur aku senang jadi homeschooler. Dalam homeschooling, belajar lebih fleksibel, bisa di mana saja dan kapan saja. Tidak seperti anak sekolah yang setiap hari duduk di dalam kelas. Selain itu aku suka homeschooling karena tidak semua pelajaran harus kupelajari seperti di sekolah, jadi aku bisa memilih belajar sesuai minat dan kebutuhan.

Aku melihat enaknya sekolah formal adalah bisa memiliki teman lebih banyak. Karena kebanyakan  anak ada di sekolah. Homeschooler memang banyak jumlahnya, tapi jarak lokasinya berjauhan dan memiliki kegiatan masing-masing.

Selain itu anak sekolah terlihat lebih disiplin karena ada dorongan dari peraturan sekolah. Berbeda dengan homeschooling yang disiplinnya harus dari diri sendiri.

Hal yang kurang berkenan tentang sekolah bagiku adalah aturan full day. Aturan ini sangat menghabiskan waktu yang membuat aku tidak bisa mengeksplor lebih luas tentang minatku sendiri. Selain itu di sekolah harus mempelajari sekitar 13 hingga 16 mata pelajaran. Ini bisa mengakibatkan siswa tidak fokus kepada tujuannya.

Setelah berdiskusi bersama orang tua, kelihatannya pilihan terbaik adalah tetap homeschooling. Pilihan lain adalah masuk ke sekolah olahraga. Karena masuk ke sekolah formal akan cenderung menjauhkan aku dari cita-cita.

Mengenai hambatan yang aku rasakan dalam homeschooling, solusinya adalah berusaha untuk tetap produktif. Aku harus membuat jadwal lebih baik, dan bertekad menaatinya. Kalau perlu aku membuat punishment untuk diri sendiri ketika gagal melakukan hal yang dijadwalkan. Karena kalau tidak demikian, homeschooling bisa membuat kegabutan, kebosanan, hingga masa depan menyuramkan.