Hari ini aku mencoba menulis sebuah cerita karangan dengan tema misteri. Sebagai latihan membuat output yang sudah direncanakan. Ibuku menulisan tiga paragraf sebagai pancingan untuk aku teruskan.
Rasanya menyenangkan. Membuat sebuah cerita sendiri dengan imajinasi ku sendiri. Tetapi ada kesulitannya juga yaitu dalam meletakan tanda baca. Untuk ide dan alur itu mengalir begitu mudah dalam otakku dan tanpa sadar sudah banyak sekali yang ditulis. Menurut ibuku untuk tulisan karang pertama ini sudah cukup baik, deskripsinya cukup rinci dan suasana misterinya sudah terbangun tapi logika cerita, dan kesatuan ide harus di latih lagi. Tulisan selanjutnya harus menggunakan kerangka pikiran supaya cerita tidak melantur kemana-mana.
Ini adalah hasil tulisanku
RUMAH DI UJUNG JALAN
FLAMBOYAN
Aku menggosok-gosok map hijau di
tanganku, sambil memandang rumah itu dengan ragu. Rumah di ujung jalan itu
adalah rumah terakhir yang harus kudatangi, dengan membawa map berisi daftar
penyumbang untuk kegiatan 17an yang diadakan Karang Taruna RW. Semua panitia
disebar untuk menggalang dana dari warga, dan kebetulan aku bertugas di jalan
Flamboyan ini.
Dan malam ini, sudah semua rumah
kudatangi, kecuali rumah paling ujung. Menurut tetangga, rumah itu bukan rumah
kosong, karena lampu dinyalakan tiap malam. Tapi mereka sendiri tidak pernah
tau dengan jelas siapa isinya.
Pelan aku mendekati pagar yang
berkarat. Tidak dikunci, jadi aku mendorongnya dan masuk. Halamannya yang kecil
tampak tak terawat, barang bekas bertumpuk di sudut-sudut. Namun, lampu rumah
menyala. Aku memberanikan mengetuk pintu sambil mengucap salam.
Tak ada jawaban. Kuketuk sekali
lagi, tapi tetap tak ada reaksi. Ya sudah, aku berbalik hendak melangkah
pulang, ketika terdengar decit engsel pintu yang membuka….
-----------------------------------
“Kreeekk….”
Bunyinya seperti engsel pintu tua
yang sudah lama tidak diberi oli. Betapa terkejutnya aku ketika melihat
ternyata tidak ada orang dan pintu itu ternyata tidak dikunci! Di dalam
terlihat redup dan aku mencium bau busuk.
Perasaanku mulai tidak enak. Aku
memutuskan untuk tidak masuk, tapi seketika angin berhembus kencang dan meniup
map hijauku. Kertas-kertas pendafataran pun terjatuh dan berserakan. Uang
sumbangan tertiup kesana kemari dan banyak yang masuk ke dalam rumah tadi karena
pintunya tidak ditutup.
Betapa paniknya aku. Jika uang sumbangan
ini hilang aku akan dapat masalah besar, karena aku sudah pernah berulah saat
17an tahun lalu dan dapat hukuman yang berat. Tanpa berpikir panjang aku
memunguti uang sumbangan satu per satu.
Saat aku mulai memasuki rumah
tersebut, dan langsung mencoba menekan saklar lampu. Ternyata lampu ruang tamu
tidak berfungsi. Jadi aku mengambil hp dari saku baju dan menyalakan flash hp
sebagai senter.
Aku melihat ruangan tamu yang
cukup besar. Terlihat satu sofa besar berwarna hitam yang sudah usang dan
berdebu. Kelihatannya agak basah dan baunya seperti kencing tikus. Di depannya
ada meja kayu kecil. Terlihat ada suntikan dan plastik kecil yang berisi bubuk
putih. Yang mengejutkan adalah aku menemukan sebuah gelas di bawah meja. Isinya
terlihat seperti air putih biasa dan di dalamnya ada batu es yang belum mencair.
Seketika aku langsung merinding sekaligus penasaran siapa sebenarnya yang
tinggal di rumah ini.
Suasananya sangat sunyi dan
mencekam tapi karena penasaran aku memberanikan diri berjalan ke ruang tengah.
Di sana ada sebuah meja makan panjang yang hanya memiliki satu kursi. Di atasnya
ada topeng putih dan sebuah pisau dapur yang berlumuran darah. Aku mencium bau
busuk yang sangat pekat dari bawah meja.
Ketika aku melihat ke bawah meja,
aku melihat sebuah pintu besi. Aku mengetuknya dan bisa merasakan pintu ini
sangat tebal. Aku memutar sebuah kenop besar dan pintu itu terbuka. Ada hawa
dingin keluar dari pintu itu. Aku melihat tangga kayu menuju ke bawah ruangan.
Di bawah sangat terang dengan ubin berwarna hijau dan tembok berwarna putih. Lalu
terdengar sebuah teriakan, “Tolooongg….” dari bawah pintu. Suaranya berat dan seperti tidak
asing lagi bagiku. Aku pun langsung bergegas kebawah.
Alarm hp ku berbunyi. Pukul 10:30
malam aku teringat harus segera mengumpulkan uang sumbangan ke rumah Pak RT. Tapi
baru setengah jalan menuruni tangga, terdengar suara langkah kaki sedang
mendekat ke arah meja. Aku bisa mendengar dua orang yang sedang berbicara. Aku
tidak mengenali suaranya, tapi yang jelas keduanya sedang membicarakan pintu
yang terbuka dan map hijau berisi uang.
Aku berlari ke dalam ruangan. Aku
melihat banyak toples besar berisi cairan kimia yang didalamnya terdapat organ
tubuh manusia, mulai dari jantung, ginjal, paru-paru hingga bola mata. Aku mulai
kedinginan karena ruangan ini sangat dingin. Mendengar seseorang membuka pintu
besi, aku bersembunyi di balik salah satu toples.
Tak lama kemudian terdengar pintu
besi terbuka dan ada seorang pria besar menggunakan jaket motor dan topeng putih
sedang menyeret seseorang. Orang yang dibawanya itu meronta-ronta. Tangan dan
kakinya diikat wajahnya ditutupi oleh karung. Dia terlihat hanya menggunakan
celana dalam.
(BERSAMBUNG)