Tuesday 9 June 2020

#Tugasmenulis

Hujan Bulan Juni
Oleh Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik 
rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak 
terucapkan
diserap akar pohon bunga itu



Puisi ini bertema tentang sebuah fenoma alam yaitu hujan di bulan juni. 

Di sini Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang hujan bulan juni yang sedang rindu pada pohon bunga. Seakan hujan bulan juni adalah seseorang yang sedang rindu pada seseorang lainnya yang digambarkan sebagai pohon bunga.

Hujan bulan juni di gambarkan tabah, bijak dan arif. Tabah dalam menahan rindu, bijak dalam bertindak dan arif, jadi hujan bulan juni ini paham dengan kondisi dan situasi yang membuat hujan bulan juni bertindak seperti semestinya.

Yang aku tangkap dia, hujan bulan juni berusaha menyembunyikan rindu dan mencoba menghilangkan keraguan, tapi pada akhirnya memilih untuk menyembunyikan perasaan rindunya terhadap pohon bunga. Walau tidak berhasil terucap pohon bunga ini tetap merasakan manfaat yang di berikan oleh hujan bulan juni.

Puisi ini menurutku bernada orang yang sedang mengikhlaskan, merelakan.

Diksi yang menarik dan memikat di puisi ini menurutku ada di larik terakhir puisi yaitu 

"tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak 
terucapkan
diserap akar pohon bunga itu"

Hujan bulan juni seperti akhirnya berdamai, memberikan manfaat kepada pohon bunga dan membiarkan rindunya tak terucap.

Saat aku membaca puisi ini yang terbayang saat membaca puisi ini adalah hujan menyirami pohon yang sedang kekeringan, lalu pohon itu mulai mekar dan tumbuh bunga.


No comments:

Post a Comment