Monday 3 October 2016

TANTANGAN #7

Hai, di tantangan kali ini, aku Fattah dan Kaysan mendapatkan tugas kelompok yang bertema beras. Kebetulan di dekat rumah Kaysan ada sawah dan pasar induk beras cipinang, maka aku memutuskan menginap semalam disana untuk wawancara.

Sekitar jam 7:30 kami pergi ke sawah di kelurahan penggilingan menggunakan sepeda, kami bersepeda sekitar 3 kilometer dari rumah Kaysan. Sesampainya di sawah aku melihat banyak petani yang sedang berkerja di teriknya matahari, aku melihat terbentang 10 ribu meter persegi, yang terisi oleh sayur-sayuran dan padi.

 Foto sawah:

Hijau :D









Tidak lama kamipun menemukan seorang petani yang sedang istirahat, kalau dilihat dari mukanya umurnya sekitar 50-60 tahun-an,  yang bernama
pak Waryan:


pak Waryan telah bekerja menjadi seorang petani selama 19 tahun, setahun lagi 20. Pak Waryan pendengaranya sudah kurang, alhasil banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Contoh dia bilang, umur sawahnya sudah 19 tahun setahun lagi 20, dia bekerja sudah 19 tahun setahun lagi 20, dan ketika kami menanyakan umur jawabanya tetap sama kayak tadi.

Bibit padi dia beli di kampung, setalah itu ladangnya di traktor, dan ditanam bibitnya, penanaman bisa sampai 7 hingga 8 hari, sampai siap panen itu sekitar 4 bulan, jadi setahun bisa 3 kali panen. Jam kerja mereka tidak pasti, kadang sudah kerja jam 3 pagi kadang dari jam 11 malam sudah bekerja, pekerjaan menjadi petani itu tidak bisa disepelekan juga lho.

Setelah panen, karena mereka tidak memiliki penggiling, maka mereka mengirim padi-padinya ke karangtengah untuk digiling, jenis beras yang mereka hasilkan adalah beras cierang jumbo. Yang menarik adalah mereka beli beras di pasar, semua padi yang mereka hasilkan tidak ada yang mereka konsumsi. 



Setelah dari sawah kami pulang, mandi lalu langsung berangkat ke pasar induk cipinang, pasar induk beras cipinang dibangun tahun 1973 dan mulai beroprasi tahun 7 Maret 1974, pasar ini dibuat sebagai penyedia pangan negara.



Pasar induk cipinang:



Sesampainya disana kami mendatangi sebuah toko bernama "Sinar Jaya":






Aku bertanya ke karyawan yang sedang tidak bekerja untuk wawancara, lalu sang pemilik toko datang dan bilang ''sini same saya aja dek'' pemilik toko tersebut bernama Harsono Rusli, biasa di panggil Ayong:





pak Ayong sudah berjualan beras selama 9 tahun, dia mempunyai toko kelas menengah kebawah, perharinya dia menjual 30ton beras. kami sangat beruntung mendapatkan orang yang sangat suka berbicara, sehingga kami puas bertanya. menurut penjelasan pak Ayong beras yang ada di pasar induk cipinang, berasal dari garut, karawang, cianjur dan jawa tengah.

Kata pak Ayong, dulu sempat ada beras impor, tapi sekarang udah gak ada karena sama saja diselundup, bisa masuk penjara kalau katahuan. Impor kualitasnya di bawah lokal cuma dia lebih murah.

Disini kamu bisa menemukan kualitas beras yang berbeda beda lho, mulai dari rendah, sedang, bagus dan premium, harganya pun berbeda-beda ada yang Rp 7,500 hingga yang termahal beras premium pandan wangi seharga Rp 13,500/kilo. jadi apa bedanya yang jelek sama yang premium? kalau yang premium itu biasanya ditanam di dataran tinggi, sementara yang jelek ditanam di dataran rendah.

Di pasar induk cipinang ini tidak ada penggiling, jadi mereka hanya menjual saja. Pasar induk cipinang mengekspor beras hampir ke seluruh indonesia, mulai batam hingga irian dan masih banyak lagi. Pak Ayong tidak hanya berjualan beras biasa saja lho, pak Ayong juga menjual beras hitam, beras merah dan semua jenis ketan, lengkap dan dia juga menjual dari skala banyak dan sedikit.

Yang menarik menurutku menarik adalah, kalo kata pak Ayong beras plastik hanya isu, jadi sebenarnya gak ada yang namanya beras plastik.