DAMPAK
COVID19 PADA KESEHATAN MENTAL
DAN
HUBUNGAN KELUARGA
Dhiya
Fissilmie
20220701058
Fakultas
Psikologi
2022
1. PENDAHULUAN
Corona
Virus Disease 2019 atau biasa disingkat COVID-19 merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Orang dengan gejala COVID-19 biasanya
mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Covid-19 pertama kali
ditemukan pada manusia di Wuhan China, Desember 2019
Dalam
penanganan pandemi, Pemerintah melindungi kesehatan masyarakat dengan membatasi
mobilitas, kampanye 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), dan
vaksinasi. Program vaksinasi sendiri bertujuan untuk mengurangi risiko
penularan Covid-19 dengan membentuk kekebalan komunal (herd immunity)
yang kemudian bertransformasi menjadi perlindungan kelompok (herd protection)
Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan banyak dampak positif dalam mengurangi penyebaran covid, terbukti dari jumlah kasus aktif per 27 September 2021 sebanyak 40.270 kasus, atau mengalami penurunan sebesar 93% dari data puncak kasus aktif per 24 Juli 2021 yang sebanyak 574.135 kasus (Moegiarso, 2021). Namun di sisi lain, kebijakan yang ada memberikan dampak negatif secara ekonomi kepada keluarga. Salah satu dampaknya adalah berkurangnya kesempatan kerja di masa pandemi. Banyak orang tua yang lebih memilih anaknya berhenti sekolah dan memilih mempekerjakan anak untuk membantu ekonomi keluarga akibat krisis ekonomi yang terjadi. Menurut Rozali et al. (2021), pandemi Covid-19 secara keseluruhan memaksa banyak orang, dari hampir semua lapisan masyarakat, mengadopsi kebiasaan baru. Kebiasaan baru tersebut meliputi pola interaksi baru seperti social distancing, pembatasan tatap wajah, dan memindahkan mayoritas kegiatan menjadi daring.
Selain
dampak ekonomi, kondisi dan kebijakan pemerintah selama periode Covid-19
memberikan risiko non-ekonomi. Mereka yang menderita Covid dan harus menjalani
isolasi selama lockdown, misalnya, menghadapi risiko penurunan kesehatan
mental. Tak hanya itu, banyak juga orangtua yang tidak dapat melihat peran
sekolah dalam proses belajar mengajar jika proses pembelajaran tidak dilakukan
secara tatap muka. Akibatnya, terjadi penurunan capaian belajar anak, kekerasan
pada anak dan risiko eksternal lainnya (‘3 Potensi’ 2021).
Mengingat
kemungkinan dampak non-ekonomi dari kondisi dan kebijakan selama Covid-19 pada paparan
di atas, makalah ini mencoba menelaah lebih jauh mengenai dampak Covid-19
tersebut pada kesehatan mental dan hubungan keluarga.
2. KAJIAN PUSTAKA
Kesehatan
mental dapat didefinisikan sebagai keadaan kesejahteraan mental yang
memungkinkan orang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar
dengan baik, bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitas
Faktor
yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan mental meliputi faktor biologis,
seperti keterampilan emosional serta genetika dan psikologis individu. Selain
itu, gangguan kesehatan mental juga dapat dipengaruhi perubahan struktur
dan/atau fungsi otak
Masalah
kesehatan mental sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu stres (stress),
gangguan kecemasan (anxiety), dan depresi (depression). Ciri-ciri individu yang mengami stres
biasanya akan tampak gelisah, cemas, mudah tersinggung, konsentrasi terganggu, dan
berkurangnya motivasi. Berbeda dengan stres yang memiliki banyak ciri, gangguan
kecemasan adalah kondisi psikologis yang dapat dicirikan ketika seseorang
mengalami rasa cemas berlebihan secara terus menerus dan sulit dikendalikan. Sementara
itu, depresi dapat dicirikan dengan gangguan suasana hati yang menyebabkan
penderitanya merasa sedih berkepanjangan
Semua
golongan umur memiliki potensi terkena gangguan kesehatan mental. Namun patut
dicermati bahwa periode perkembangan adalah yang paling sensitif mengalami
penurunan kesehatan mental, terutama masa kanak-kanak. Pola asuh yang kasar dan
hukuman fisik diketahui merusak kesehatan anak-anak dan intimidasi merupakan
faktor risiko utama untuk menurunnya kondisi kesehatan mental
3.
PEMBAHASAN
Covid-19
dan seluruh kebijakannya yang terkait telah banyak berdampak kepada pola
interaksi dan kesehatan keluarga. Salah satunya adalah bombardir berita tentang
Covid19, yang menjadi sumber stress dan menjadi pemicu ketidakberfungsian
kesehatan mental keluarga seperti yang dipaparkan oleh Anwar (2020) (dalam
Menurut
Penelitian
yang dilakukan oleh
Selain
itu,
DAFTAR
PUSAKA
Dampak Positif-Negatif Pandemi pada
Hubungan Keluarga.
(2020). https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200514141751-284-503363/dampak-positif-negatif-pandemi-pada-hubungan-keluarga.
Retrieved:
3 Potensi Dampak Sosial Negatif
Pandemi COVID-19 Bagi Peserta Didik yang Harus Diwaspadai. (2021). https://ditsmp.kemdikbud.go.id/3-potensi-dampak-sosial-negatif-pandemi-covid-19-bagi-peserta-didik-yang-harus-diwaspadai/
Fadli, R. (2021). Begini
Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk Indonesia.
https://www.halodoc.com/artikel/begini-kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-indonesia%5C
Kemenko Perekonomian RI. (2023). Berisikan
Lini Masa Kebijakan dan Dinamika Penanganan Pandemi, Pemerintah Luncurkan Buku
Vaksinasi Covid-19.
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4437/berisikan-lini-masa-kebijakan-dan-dinamika-penanganan-pandemi-pemerintah-luncurkan-buku-vaksinasi-covid-19#:~:text=Dalam
penanganan pandemi%2C Pemerintah melakukan,menjaga jarak)%2C dan vaksinasi
Kemkes RI. (2018). Pengertian
Kesehatan Mental. https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental
Kemkes RI. (2023). Apa Saja
Gejala Covid19.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/qna-pertanyaan-dan-jawaban-terkait-covid-19
Kristiani, R., Lunanta, L. P.,
Kiswanto, G. S., & Ardani, A. (2022). Psikoedukasi: Menjadi ORangtua
Yang Cerdas dan Kreatif Di Masa Pandemi. 5(1).
file:///C:/Users/dhiya/Downloads/1199-2879-1-SM (1).pdf
Kristiyani, V., & Khatimah, K.
(2020). Pengetahuan Tentang Membangun Resiliensi Keluarga Ketika Menghadapi
Pandemi Covid-19. Pengetahuan Tentang Membangun Resiliensi Keluarga Ketika
Menghadapi Pandemi Covid-19 Jurnal Abdimas, 6(4), 232.
Pittara. (2022, April 20). Gangguan
Mental. https://www.alodokter.com/kesehatan-mental
Rozali, Y. A., Sitasari, N. W.,
& Lenggogeni, A. (2021). Meningkatkan Kesehatan Mental Di Masa Pandemic. Jurnal
Pengabdian Masyarakat AbdiMas, 7(2). https://doi.org/10.47007/abd.v7i2.3958
Rozali, Y. A., Sitasari, N. W.,
& Safitri, M. (2022). Pentingnya Keberfungsian Keluarga Dalam Membentuk
Kesiapan Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19. 32–38.
file:///C:/Users/dhiya/Downloads/215-620-2-PB.pdf
WHO. (2022a). Mental Health and
COVID-19: Early evidence of the pandemic’s impact. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-Sci_Brief-Mental_health-2022.1
WHO. (2022b). Mental health:
strengthening our response. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response
WHO. (2022c, June 8). Mental
disorders. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders
No comments:
Post a Comment