Monday 20 November 2017

JURNAL PERJALAN HARI KE 3

PERJALANAN

Hari ketiga adalah hari bebas kalau dilihat dari jadwal. Karena hari bebas aku memutuskan ikut memangcing bersama Pak Saud dan anaknya Muksin. Kami berangkat jam 7 pagi ke dermaga dekat pohon magrove.

Kapal Pak Saud sudah cukup berumur, namun masih terlihat bagus. Kapal motor ini dinyalakan dengan cara memutar roda bertuas berkali-kali dengan cepat. “BRRUUM” suara mesin kapal berbunyi, suara yang dikeluarkan kapal motor ini cukup keras. Setelah mesin menyala kami langsung berangkat.

Di perjalanan aku banyak bertanya kepada Mas Muksin tentang pulau-pulau di dekat Pulau Harapan. Agar tidak lupa, aku menggambar peta pulau-pulau di sekitar kita.

Hanya membutuhkan 25 menit untuk sampai ke titik pemancingan. Setelah sampai, Pak Saud menyiapkan pancingan dan umpan. Tidak seperti yang kukira, pancingan mereka jauh lebih sederhana, hanya sebuah kaleng yang diikat benang nilon dan ujungnya diberikan umpan benang sutra dan pemberat besi. Walau terlihat sederhana namun cukup efektif. Tak butuh waktu lama kita sudah mendapatkan enam ikan pasir karang. Pak Saud memutuskan pergi dan mencari spot memancing yang lain karena di sini ikannya hanya sedikit. Setelah sampai spot baru, ternyata kita hanya mendapatkan satu ikan pasir karang, lebih sedikit dari spot sebelumnya. Akhirnya kita pergi ke spot memancing yang terakhir dan mendapatkan tiga ikan romon-romon dan dua ikan lori.

“Sudah bosan memancing?” tanya Pak Saud.

“Lumayan, Pak,” kata Husayn yang sedang mabuk laut.

Karena sudah cukup puas memancing, Pak Saud membawa kita ke perairan dangkal untuk snorkeling.

Saat kapal berjalan, Mas Muksin melepaskan sebuah umpan berbentuk udang untuk menangkap cumi. Cumi biasanya ada di perairan dangkal, bersembunyi di balik karang dan hanya keluar untuk mencari makanan seperti udang dan ikan kecil. Kebetulan Mas Muksin berhasil menangkap satu cumi-cumi dalam lemparan pertama. Ketika ditaruh di lantai kapal, cumi-cumi itu seperti mencoba mengeluarkan tinta tapi tintanya tidak bisa keluar, karena cumi-cuminya tidak di dalam air. Warna cuminya coklat tua, tapi sekitar 5 menit kemudian cuminya mati dan warna cumi berubah menjadi transparan. Dia memiliki 8 tangan dan 2 tentakel. di bagian bawah dekat tangan ada mulutnya, cumi memiliki semacam paruh seperti burung untuk makan.

Setelah memotret cumi-cumi aku langsung masuk ke air untuk snorkeling. Karangnya tidak seindah yang kemarin kulihat ketika snorkeling dengan teman-teman yang lain. Karangnya coklat, terlihat ada ikan-ikan kecil berenang di dalamnya.

Setelah 1 jam snorkeling, tanganku sudah mulai keriput jadi aku kembali ke kapal untuk pulang. Total ikan yang ku dapat adalah 10 ikan dan 1 cumi. Kata Pak Saud itu jumlah yang sangat sedikit. Dia menjelaskan bahwa sekarang ini sedang memasuki musim jarang ikan atau arus timur. Pada arus timur ikan biasanya jarang makan umpan nelayan. Saat arus barat ikan jadi banyak. Biasanya Pak Saud bisa mendapatkan tenggiri, tongkol dan masih banyak lagi untuk dijual.

Saat jam menunjukan pukul 1 lewat 30 menit, kapal sampai di pelabuhan Pulau Harapan. Hanya butuh waktu 30 menit untuk kembali ke Pulau Harapan. Setelah mesin mati Pak Saud mulai membersihkan kapal dan Mas Muksin berjalan ke Pulau Kelapa untuk mengunjungi istri dan anaknya. Aku dan tim langsung kembali ke rumah.

Di perjalanan pulang aku melihat banyak anak laki-laki sedang main bola di dekat dermaga reklamasi. Karena di sampingnya tidak ada penjaga seperti pagar atau semacamnya, ketika bola jatuh ke air mereka akan langsung berenang mengambilnya walaupun sebenarnya ada tanda dilarang berenang. Ada pula becak yang lalu lalang membawa bawaan berbagai macam benda. Dari kejauhan terdengar suara tawa canda para nelayan yang merokok di kantin sembari mendengarkan dangdut. Memang saat itu bukan musim banyak ikan makanya tidak banyak nelayan yang memancing di hari itu.  

Sesampainya di rumah aku beres-beres dan mandi, lalu berkeliling bersama tim hingga magrib. Setelah sholat magrib dan makan aku ngobrol dengan Pak Saud tentang bola dan keluarga Pak Saud sendiri sampai jam 7:45. Tapi setelah itu aku lupa menulis jurnal dan malah langsung tidur.

 WAWANCARA
Aku ngobrol dengn Mas Muksin tentang pulau-pulau dan ngobrol dengan Pak Saud tentang keluarga inang.

ZEROWASTE
Aku sama sekali tidak menghasilkan sampah di hari ketiga

BUDGET            
Leker 15rb
Cilok 5rb
Total 20rb

No comments:

Post a Comment